Posts

Showing posts from 2017

Laskar Srikandi

7th AYD Vlog

AYD girls squad

Kami bertemu ketika aku dan Keket sedang mencari tumpangan untuk mengikuti pembekalan ketiga bagi volunteer Asian Youth Day 2017 yang bertempat di Magelang. Lalu, kami ditawari untuk berangkat bersama lima teman lain dengan sebuah mobil. Teman baru kami ini bernama Elsa, Elin, Angel, Metta, dan Devi. Aku merasa sangat bersyukur bisa bertemu mereka dan boleh semobil dengan mereka. Berkat itu, aku punya teman baru, dan kamipun masih akrab hingga saat ini.

Home Sweet Home-Omah Organik

Welcome to my little kingdom. my home sweet home, and some words to explain how lovely it is.

Nature-My First Video

Video ini adalah karya video pertamaku. Video ini dibuat pada akhir tahun 2016, aku diajak untuk mengikuti pelatihan membuat video dengan mudah bersama dengan KOMSOS (Komisi Sosial) Keuskupan Agung Semarang. Disana aku berhasil membuat sebuah video singkat ini dengan merekam objek-objek yang ada di lingkungan gereja Pringwulung. Hope you'll like it!

Home

Mama, apa kabarmu? Aku di sini. Baik-baik saja. Baik sedih, senang, pun merindu tak kurasa. Seakan hatiku mati. Namun, ingatan akan sebuah hari yang sangat berkesan mengusik hatiku. Sebuah ingatan yang membuatku ingin bercerita kepadamu. Beberapa hari silam, aku diundang ke rumah kawanku. Tak kusangka rumahnya begitu megah dan indah melebihi ekspektasiku. Begitu besar, hingga aku mungkin dapat tersesat dalam labirinnya. Begitu besar hingga dapat menampung seluruh penduduk dari kota yang terpencil ini. Tamannya yang seluas dua puluh lapangan bola, diisi dengan berbagai macam tumbuhan dan sungai-sungai serta danau buatan. Aku iri. Sangat iri. Betapa aku ingin memiliki rumah seperti ini. Namun, pagar rumah itu begitu tinggi hingga nyaris mencakari langit. Berpuluh-puluh penjaga tersebar di setiap sudutnya. Mengawasi semua. Menjaga. Meski dia bukanlah orang penting di negeri ini. Meski dia bukanlah siapa-siapa. Mengapa dia membutuhkan semua ini? Apakah dia melihat bayangan kem

Rindu

Rindu ini mengalir deras, Bagai sungai, ia menghanyutkanku jauh tanpa henti. Rindu ini dingin, Bagai bada salju ia menyiksaku tanpa nurani. Rindu ini bagaikan hujan, Yang turun tanpa ampun dan menghujamku tanpa permisi. Rindu ini gelap, Bagai malam ia menyelimutiku dalam hitam yang sunyi. Rindu ini sunyi, Yang meninggalkanku dalam sepi dan sendiri. Oh rindu, Kau sungguh mengganggu Kau membuatku merana setiap waktu Pergilah! Pinta hatiku selalu. Namun hati kecilku mengaku, Dalam gejolak hidupku, Ketika dunia melawanku, Aku masih merindu. . . . Yogyakarta, 4 Oktober 2016 C.S

Gadis Dari Sore Tadi

Gadis itu memandangi kebun rumahnya yang diguyur hujan sedari sore tadi. Pandangannya jauh melayang, kosong dan hampa. Tak ada apa-apa yang dapat ditemukannya dari hujan yang turun sedari sore tadi. Hanya kelam, duka, sunyi, dan hawa dingin yang menusuk tulang. Dia hanya terdiam, menikmati bagaimana kehampaan dapat membuatnya menemukan menggoreskan kata-kata yang tertuang di atas kertas dan sambil bertanya pada diri sendiri, bagaimana kungkungan itu dapat membuatnya merasakan kebahagiaan abadi? Sekian lama gadis itu terkunci di dalamnya, dan kini ia mengetahui bahwa dunianya hanyalah secuil kecil bagian dari semesta yang besar. Dan dunianya itu penuh dengan kesalahan. Apapun yang dilakukan, kemanapun ia pergi, dengan siapapun ia berada, selalu salah. Bahkan bernafaspun rasanya sudah salah. Jikalau memang ia tak diinginkan di dunia ini, mengapa gadis itu hidup? Mengapa ia tidak mati saja sedari dulu? Mengapa Tuhan tak berkata saja apa keinginannya menciptakannya disini? Daripada me