Di Prigen


Beberapa hari yang lalu, aku pergi ke Prigen, bersama orangtuaku. Mami menjadi pembicara dalam acara yang dihadiri leh beberapa sanggar yang mengajar anak-anak pinggiran, anak jalanan atau anak dengan ekonomi menengah kebawah. Mami membahas tentang Ujian Nasional Paket Kesetaraan dan apa itu Homeschool. Aku dan keluargaku naik travel pukul 8 malam, dan sampai di Malang pukul 7an, lalu dilanjut ke Prigen dengan naik mobil bersama Tante Kristin. Kami sampai di lokasi acara sekitar jam 10. Perjalanan yang melelahkan! Tapi tidak, lelahku langsung hilang begitu melihat tempat acaranya. Ternyata tempat acaranya sangat nyaman. Disana ada meja ping-pong, pool biliard, dan kolam renang, juga kebun luas. Meski tidak sesejuk Jogja.
Disana aku berteman dengan seorang bocah, bernama Rudi. Dulunya dia adalah anak jalanan. Saat umur 7 tahun dia ditangkap oleh Satpol PP, dan sekarang ia diasuh oleh Romo Wawan. Dia diajari calistung, sekarang ia berusia 11 tahun. Kami bermain ping pong, lalu badminton, billiard, dan sebagainya. Sorenya, teman mami dari Surabaya, Tante Tandelin datang, lengkap dengan “pasukan”, jadi, aku meladeni mereka main kejar-kejaran dan petak umpet, mereka hanya mampir sebentar, jadi belum puas mereka bermain, mereka harus pulang, dan tinggallah aku dan Rudi. Pada malam harinya aku sudah sangaaaaaat lelah, tapi ternyata Rudi masih penuh semangat, dan akhirnya aku menyruruhnya bermain dengan kakak-kakak dari sanggar lain… Hehehe… malamnya, ternyata kakiku lebam… hahaha… semangat anak-anak… bikin kelabakan -_-
Malam harinya, partisipan bercerita tentang masalah yang dihadapi di setiap sanggar. Misal, susah menumbuhkan minat baca, yang lain, menarik minat anak belajar calistung. Dan kegiatan apa saja yang dilakukan sanggar itu, misal, belajar bermusik, menari tarian tradisional, bermain egrang. Dan macam-macam. Mereka juga menceritakan dan boleh membantu memberikan solusi untuk masalah yang mereka hadapi. Setelah itu, kami beristirahat sebentar. Dan makan malam, setelah makan malam, aku bermain billiard lagi, tapi aku sangat mengantuk… jadi, aku tidur duluan… Good Night!
Keesokkan harinya, aku bangun, eh tak terasa sudah pagi… rencananya aku nggak mau keluar lhooo… (abis takut diajak main lagi sama Rudi)… hehehehe… bangun tidur kok ngambek, jadi digodain sama mami deh, sampai akhirnya aku bangun… hoaaaheeeeemmmm… Groooook, eh tidur lagi -_-
Yah, akhirnya aku bangun (pake ngintip-ngintip dulu) masih lumayan gelap, dan sepi… lalu aku keluar kamar… ternyata kakak-kakak sanggar tidur di tempat pertemuan dengan sleeping bag mereka… kan banyak nyamuk… aduh, harus hati-hati nih jalannya… disana ada rambut orang, jalan kesini ada muka orang… #cape deh… jadinya aku masuk kamar lagi… mau lanjut “bertapa” wkwkwkwk…
Mami mengajakku jalan-jalan, aku menolak, berhubung ini hari minggu, jadi pingin nari Bali nih… tapi gak ada lagu tari pendetnya, jadi coba online deh, sayangnya sinyal jelek dan pulsa modem habis… aduuuuuhhhh…
Setelah Mami Papi pulang, kami makan, Rudi juga sudah bangun… takut ditagihin main raket lagi nih… (pura-pura gak tahu aja deh)… setelah makan, aku belum mau mandi… akhirnya main ping pong sama papi (yah, sama aja main deh, hehehe) setelah itu, berhenti karena harus ke kamar mandi… dan sekalian mandi… lalu aku main laptop… sekalian mengisi ulang baterai laptop yang nyaris tewas… karena sebentar lagi Mami harus menjadi Narasumber… alias pembicara. Saat Mami menjadi pembicara, aku menjadi asistennya (cieeeeee), yang kerjanya… mengganti slide (-_-) selesai “bertugas”, aku main billiard. Lalu kami melanjutkan acara… bersama Tante Ines lewat Skype. Setelahnya, kami makan. Dan melanjutkan bincang-bincang, bersama Romo Wawan. Sebentar lagi, kami harus berkemas, dan pulang ke “kandang” masing-masing.
Acara sudah selesai. Kami sudah berkemas. Ada yang bermain billiard. Dan kami, mengikuti misa di kapel sebelah villa, dan selesainya misa, satu persatu dari kamipun pulang. Rombongan yang pergi ke Malang masih menunggu armada, yang akhirnya sampai pada pukul 6 sore. Aku semobil bersama, Tante Kristin, dan suaminya, Mbak Debi, dan orangtuaku. Dan sesampainya di Malang, kami dapat “bonus” yaitu macet… semula, aku sekeluarga berencana pulang ke Jogja malam itu juga, dengan travel, atau kereta (yang ini ideku) namun karena sampai di agen-agen travel terlalu malam, selain full book, armadanya juga sudah berangkat, jadi, kami menumpang menginap di istana kecil Tante Kristin. Setelah membersihkan diri, kami pergi untuk makan… aku makan, sayur bening, dan kikil bakar…. Yummm!!!
Setelah selesai makan, kami pulang ke rumah Tante Kristin. Tante membantu mencarikan tiket kereta, namun sayang, kereta juga full book… sehingga, Papi dan Mami memutuskan untuk pulang dengan travel besok pagi. Malamnya, kami tidur nyenyak sekali, udara di rumah Tante Kristin mirip dengan udara di rumahku, bahkan Mami (dalam kondisi mengantuk), saat terbangun mengira kami sudah di rumah… hahaha…
Lalu, aku bangun dan minum susu, sarapan, lalu tidur lagi (lho???), hehehe, aku mandi, lalu mengubek-ubek perpustakaan milik Tante Kristin, bermacam-macam buku ada disana, buku sastra, pengetahuan, dan sebagainya…
Beberapa waktu kemudian, Travel datang, kamipun segera pamit, untuk menempuh perjalanan pulang ke kota tercinta…

Yogyakarta…

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Essay LPDP 2022

AYD girls squad

Raya kala