Mengenal Narkoba Lebih Dekat



Hei,hei… what do you do when Valentine’s day? Aku punya pegalaman yang kereeeeeeen banget pas 14 Februari lalu looo... pengalaman ini tentang narkoba… hah? Narkoba? Eittsss… jangan mikir yang macem macem dulu doooong… denger (eh, kan di blog ya…) baca dulu ceritanya…
Sabtu, 14 Februari lalu, (A.K.A Valentine’s Day), merupakan hari yang sangat mengasyikkan. Pagi-pagi, aku pergi ke kampus papi untuk mengikuti dua “kelas” yang diadakan dalam rangka BioFair UAJY, yaitu seminar tentang TaBuLamPot (alias Tanaman Buah dalam Pot), acara ini dimulai pukul 10, dan bersama seorang narasumber  –yang konon kabarnya adalah alumni biologi UAJY– selama berada di dalam kelas ini, jujuuuuur, topik yang dibahas narasumber tidak terlalu menarik karena hanya memberikan informasi yang sangaaaat dasar bangeeet tentang TaBuLamPot, seperti bahan yang diperlukan, kelebihan dari TaBuLamPot (yang menurut narasumber mampu memperindah ruangan namun tidak membuat ruangan tersebut kotor, memberikan kita buah-buahan sehat dari tanaman sendiri, tanaman yang tidak terlalu makan tempat, and so on…),cara membuat mendapatkan “bibit” TaBuLamPot(seperti stek,okulasi, dll) anak kelas 6 SD pun juga paham #no_offense. Setelah membahas topik-topik  tersebut, tanpa terasa jam 11 hampir tiba. Jadi aku keluar dari kelas, untuk menuju Auditorium lantai atas. Saat aku keluar dari kelas, seorang panitia BioFair (yang juga merupakan mahasiswa biologi) yang sok akrab mengantarkanku ke Auditorium, namun, menurutnya, seminar bersama pak Sumirat ditunda menjadi jam 12 siang. Takut mengganggu kelas TaBuLamPot jika kembali lagi, aku memutuskan untuk menunggu di kantor papi.
Di kantor papi, ternyata ada Pak Sumirat bersama istrinya, dan beberapa dosen biologi dan seorang teman dari Pak Sumirat yang belum kukenal. Rupanya, papi, teman-teman dosen biologi UAJY, maupun Pak Sumirat merupakan mahasiswa Biologi UGM dari angkatan yang berbeda tipis… hahaha, jadi semacam reuni kecil-kecilan ya… -_-. Pak Sumirat beserta istrinya terlihat segar, padahal kemarin kami begadang dan ngobrol di Ra***ten dan pulang bersama jam 12 malam… #respect
Sambil menunggu acara yang sangaaat menarik minatku, aku menunggu di depan ruangan papi. Akhirnya jam 12 tiba, dan kami pun naik ke Auditorium… Acara ini diikuti oleh banyak siswa-siswi dari berbagai SMA, karena di acara BioFair ini juga diadakan Olimpiade Nasional untuk SMA.
Acara kedua yang jauuh lebih menarik minatku ini adalah kuliah umum tentang narkoba, bersama Pak Sumirat, atau lebih lengkapnya, Kombes. Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si. ex-humas BNN,(sekarang, beliau ditugaskan di Manado). Bukannya aku tertarik “mencicipi” narkoba, tapi memang sejak SMP, pelajaran favoritku dalam mapel Kimia adalah bahan-bahan adiktif, bahan-bahan campuran dalam makanan, bahan-bahan kimia, dll. Namun aku harus sedikit kecewa karena topik yang dibahas di seminar ini bertajuk “Seluk Beluk Neotropika & Keterkaitan Lulusan Prodi Biologi dengan Profesi Kepolisian”. Cukup berat nih bahasannya...
MC sudah memulai sambutannya, dan acara dimulai. Teman Pak Sumirat yang tadi berada di ruangan papi, mengisi acaranya terlebih dahulu. Rupanya beliau bernama Agus Widanarko, seorang penerima Penghargaan Presiden tahun 2014 lalu, atas perjuangannya dari desa ke desa menyosialisasikan bahaya narkoba dalam program anti narkoba di 1000 desa… sampai sekarang, ia sudah mengunjungi kurang lebih 950-an desa, menggunakan motornya, bersama teman-temannya. Mas Danar (sebutan akrab Pak Agus Widanarko) ini dulunya adalah Manager beberapa artis, salah satunya Julia Perez, dan EO beberapa klub malam. Sampai akhirnya ia “bertobat” ketika dia sedang merenung, bahwa dia jauh lebih berdosa dari pengonsumsi narkoba, karena dialah yang menyediakan narkoba di klub-klub malam yang dia kelola. Ditambah, satu-persatu temannya pergi,ditangkap polisi, maupun meninggal dunia karena overdosis. Setelah profil singkat dan cerita-cerita hidupnya selesai ia ceritakan. Ia langsung pamit karena harus kembali ke Solo.
Acara dilanjutkan bersama Pak Sumirat. Pak Sumirat bercerita tentang BNN (Badan Narkotika Nasional) dan perjuangannya memberantas narkoba. Ia juga bercerita tentang efek-efek narkoba, dan bahaya narkoba jika kita konsumsi. Semisal, dapat mengaburkan jarak dan bentuk, berhalusinasi, dan lain-lain. Dan Pak Sumirat juga menunjukkan tentang bahaya narkoba bagi otak kita. Beliau menunjukkan foto-foto otak tikus-tikus yang diberi morphin, shabu-shabu, dll. Otak mereka berlubang! Bayangkan apa yang terjadi jika itu adalah otak manusia, daya pikir, daya ingat, dan kemampuan bersosialisasi sangat lemah. Karena otak kita tidak bisa disembuhkan menjadi utuh kembali. Namun, masih ada harapan bagi para pecandu yang otaknya sudah terlanjur bolong-bolong seperti itu. Mereka masih dapat dilatih supaya mereka dapat merespon sedikit lebih cepat dengan kemampuan yang lebih baik pula.
Setelah kuliah umum selesai, dimulailah pengumuman pemenang olimpiade. Setelah pembagian hadiah, kami turun kembali ke kantor papi, dan aku harus bersiap-siap les bahasa jepang… Pak Sumirat pun juga harus pergi ke Semarang karena ada keperluan, maka setelah mereka mengantarku ke Pusat Studi Jepang, papi dan mami mengantar Pak Sumirat dan Istrinya mencari bus untuk melanjutkan perjalanan beliau.
Di Pusat Studi Jepang, aku mengikuti les bahasa jepang yang merupakan pertemuan untuk seluruh kouhai-kouhai level 1 dan mengenal sensei-sensei lebih dekat dalam kelas Kaiwa Ka atau Kelas Percakapan. Aku agak terlambat, tetapi untungnya acaranya masih perkenalan. Setelah selesai perkenalan, kelas dibagi menjadi 3 kelompok, dan dipecah lagi menjadi 2 kelas, kami bermain games menyusun kata, dan melegkapi kata. Meskipun kelompokku tidak menang, yaa, lumayan lah dapat cemilan 1 sebagai hadiaah... :p

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Essay LPDP 2022

AYD girls squad

Raya kala