Burung Gagak Baik Yang Malang


Baru  satu minggu ini, Gaga si gagak tinggal di rumah barunya, ia pindah ke luar kota, Gaga yang dulu tinggal di Hutan Salemba, pindah ke Hutan Hujan.
Sebenarnya, Gaga tidak betah tinggal di rumahnya, pasalnya, ia belum punya kawan, suatu hari ia terbang, untuk mencari teman. Tiba – tiba ada yang berteriak, ”lari! Selamatkan diri! Ada burung peliharaan nenek sihir! Nanti disihir lho!” mendengar itu Gaga langsung menjawab “Tunggu, aku ingin berteman dengan kalian, aku bukan burung peliharaan nenek sihir kok!” tetapi, tak ada yang mendengarnya, malah, mereka semua terbang menjauh. Hanya Robin si burung pipit yang berani menjawab “Bohong! Kamu pasti burung peliharaan nenek sihir! Kamu juga tak mungkin kesepian, kamu punya banyak teman di tempat tinggal nenek sihir jahat itu! Pergi! jauhi kami!” akhirnya dengan sedih Gaga pulang ke rumah.
Dirumah, ibu Gaga melihat Gaga sedang murung, ia mengunci diri dikamar, dengan lembut ibu berkata “Nak, ada apa? apa ibu boleh masuk?” lalu Gaga menjawab“Masuklah bu, pintunya tak dikunci”, ibupun membuka pintu dan duduk disamping Gaga “Ada apa sih? Kok kamu mengurung diri disini? Kan tidak  enak mengunci diri didalam kamar”,ibu berkata”Iya bu, Gaga tahu, mengunci diri didalam kamar itu tidak enak, pengap”,ujar Gaga “Tapi Gaga sedang sedih, tidak ada teman yang mau berteman dengan Gaga, mereka bilang Gaga itu burung peliharaan nenek sihir, nanti bisa disihir sama Gaga,Gaga sudah jelaskan ke mereka bahwa Gaga bukan peliharaan nenek sihir, tapi tidak ada yang mau mendengar, mereka semua malah lari, juga ada burung pipit yang malah mengusir Gaga, Gaga tidak betah bu dirumah ini” sambung Gaga “Oooh, jadi itu masalahnya, mengunci diri didalam kamar tidak akan menyelasaikan masalah, coba kamu tadi memberitahu ibu, ibu bisa memberimu saran dari tadi sehingga sedihmu takkan berlarut seperti ini kan?”ujar ibu memberitahu. Gaga pun menjadi malu “Hehehe iya bu lain kali aku tak akan mengunci diri lagi” kata Gaga tersipu “Ya sudah sekarang ayo keluar dari kamar, makan dulu, ibu sudah menyiapkan makanan kita yaitu biji-bijian kesukaanmu, setelah makan nanti ibu akan memberitahumu sesuatu” ajak ibu “Oke deh bu!”

               Setelah makan ibu memberitahu Gaga sesuatu “Gaga kamu tahu tidak sebenarnya kamu itu ditakuti teman temanmu, karena rupamu yang mengerikan, seramah apapun, kamu tetap terlihat mengerikan” “Karenanya, supaya mereka mau berteman denganmu ayah dan ibu setuju memasukkan kamu ke sekolah Fabu, sekolah favorit para burung di kampung tempat kita tinggal, semua warga burung di kampung ini bersekolah disana lho” sambung ayah “Mmm baiklah ayah, ibu kita coba saja semoga sikap mereka berubah setelah Gaga bersekolah di sana”
Keesokkan harinya, Gaga sudah mulai bersekolah, karena beberapa hari yang lalu ayah dan ibu Gaga telah mendaftarkannya ke sekolah Fabu, sehingga buku-buku pelajarannya sudah tersedia hari ini. Saat masuk ke kelas Gaga melihat ada burung pipit yang mengusirnya kemarin, serempak satu kelas langsung heboh, mereka langsung berbisik – bisik satu sama lain supaya menjauhi Gaga, Gaga melihatnya sedih dan kecewa, tiba- tiba bel tanda masuk berbunyi ,Gaga mengikuti semua pelajaran dengan cermat tetapi dalam hatinya ia berpikir “aku berada di sekolah tanpa kawan dan di rumah tanpa kawan sepertinya aku harus mengatakannya pada ibuku bahwa masalah ini belum teratasi” gumam Gaga “Gaga mengapa kamu sendirian? Apa kau belum mengenal mereka?”Tanya bu Yasinta si Jalak Bali “Ibu guru Yasinta, aku memang belum mengenal mereka, saya masih malu berkenalan dengan mereka bu” ujar Gaga yang menutupi keadaan sebenarnya “Apa ibu guru bantu kamu untuk berkenalan dengan ketua kelas? Nanti pasti ketua kelas ini mau membantu  mengenalkanmu dengan teman-teman  satu kelas”,Bu Yasinta bermaksud membantu “ Eee tidak usah bu, mungkin besok saya akan merasa lebih baik dan mulai berkenalan satu sama yang lain bu” “Oke itu juga baik”

Sesampainya di rumah, Gaga berkata “ Bu, ibu aku belum mendapatkan teman. Ketika aku datang mereka langsung berbisik – bisik supaya menjauhi aku, tapi, aku hanya berkonsentrasi pada pelajaran” “Oooh begitu, bagaimana ya? Coba, sambil ibu mencari solusi kamu mencari solusi sendiri” kata ibu “baik ibu aku akan berusaha untuk menjadi anak mandiri!”Gaga berjanji “Siiiip itu baru anak ibu, bersemangat!” “oke deh bu, aku makan dulu ya, setelah itu aku akan pergi untuk mencari teman, siapa tahu…. ada yang mau berteman denganku!”

Gaga belum tahu kalau, hari itu adalah hari dimana para burung bekerja mencari bibit bunga yang tumbuh di sekitar hutan untuk dikirim ke petani bunga, para petani bunga akan menanam dan menjual bibit bunga itu bila sudah tumbuh ,mereka hanya setahun sekali melakukannya karena mereka mengumpulkan benih benih itu sangaaaaat banyaaaaak.

Disaat benih benih itu sudah terkumpul, dan sudah dikumpulkan dalam dua puluh kantung, ada beberapa orang masuk ke dalam hutan seorang dari rombongan itu berkata “tempat hutan ini cukup bagus, mari kita buka lahan ini” “ayo, kita bakar saja, supaya lebih praktis” kata yang lainnya, mereka sudah siap untuk membakar, beberapa burung yang menjaga benih itu hendak mengambil benihnya, akan tetapi terlambat, benih itu terkepung kobaran api, jadi, tak ada yang dapat mengambil karena berada jauh dari api saja sudah panas, apalagi dekat dengan api itu, pasti mereka akan mati kepanasan “Habis sudah benihnya, tak ada yang berani mengambil, padahal petani bunga itu telah menunggu benih kita!” ujar Riri si burung kenari. Tiba-tiba Bebe si burung perkutut melihat burung hitam keluar masuk kobaran api dan menyelamatkan kantung kantung benih, cepat sekali “lihat, itu kan….si burung Gagak, kok ia berani ya, keluar masuk kobaran api, jangan-jangan benar dia punya ilmu sihir, tapi kita tak boleh takut , ia kan telah menyelamatkan kantung-kantung benih kita, berarti ia gagak yang baik!”

Setelah selesai menyelamatkan semua kantung benih, Gaga si gagak merasa tubuhnya sakit, karena, hampir seluruh badannya melepuh. Gaga si gagak segera mencari sebuah danau, setelah ia menemukan sebuah danau, ia segera masuk ke dalam danau itu. Para burung yang melihatnya, segera menyusul ke danau, dan hendak berterimakasih atas pertolongannya, tapi Gaga mengira mereka hendak memarahinya karena telah mencampuri urusan mereka. Gaga dengan spontan berkata “maafkan saya, saya telah lancang mengambil kantung – kantung itu, eehm… kantung itu ada disitu, ditepi danau, mereka semuanya aman….” Riri yang masih terpana melihat aksi Gaga tadi, bertanya”Hei, gagak! Kamu pakai mantra apa sih? Dan….oh iya! Siapa namamu?” Gaga menjawab “Aku tidak memakai mantra apapun kok! Perkenalkan! Namaku Gaga! Mmm, jadi kalian tidak marah padaku?” “Oooh, mana bisa kami memarahi  burung yang menyelamatkan benih – benih  untuk para petani bunga?” kata Bebe “betul itu! Mana bisa kami memarahi pahlawan benih? Namaku Robin, maafkan aku ya! Waktu itu telah lancang padamu!” sambung Robin “Mmm…mana mungkin…aku tidak memaafkanmu, Hahahahaha “ kata Gaga sambil menahan tawa, meskipun akhirnya tawanya lepas juga, Robin yang pucat mendengar Gaga tidak mau memaafkannya, ikut tertawa juga setelah ia tahu, itu hanya bercanda saja.

Robin melihat Gaga seperti kelelahan dan kesakitan hendak membantu Gaga “kau kelihatan lelah dan sakit mari, kami antar ke rumahmu ya!” “tidak usah aku….bisa..pulang…sendi……”tiba – tiba saja Gaga pingsan di pinggir danau, untung saja ia pingsan di pinggir danau, jadi ia takkan tenggelam, karena airnya dangkal. Robin, Bebe, dan Riri, segera membawa Gaga ke rumahnya, diikuti beberapa, burung, karena sebagian besar burung, sedang berusaha memadamkan api. “Gaga! Bangun nak! Ayolah! Bukalah matamu!” ibu Gaga berteriak dan menangis karena panik. Pak dokter Owl berusaha menenangkan ibu Gaga “tenang bu, semoga anak ibu dapat sembuh, dan… lebih baik, anak ibu dirawat di rumah sakit saja! Supaya bila tiba – tiba Gaga dalam kondisi darurat, tetap ada yang dapat merawatnya”  “ baik dok” kata ayah Gaga.
Api masih menyala – nyala di hutan hujan, para burung sudah tak mampu memadamkannya, karena api begitu besar. Semua burung sudah putus asa, dan berdoa kepada Allah semoga dapat mengirimkan hujan supaya api dapat padam. Rupanya, doa itu didengar oleh Allah, Ia mengirimkan hujan sehari, itu sudah lebih dari cukup, karena selain api dapat dipadamkan, danau – danau dapat terisi kembali, dan tumbuhan sudah mulai subur kembali. Bagaimana dengan para pembuka lahan itu? Mereka tersesat dan akhirnya mati kelaparan. Itulah hukuman Allah bagi siapa saja yang berupaya merusak alam milikNya.

Setelah kebakaran hutan berhasil dilumpuhkan, kebalikan dengan Gaga yang kondisinya semakin memburuk, membuat para burung menjadi prihatin saja, setiap hari ada saja yang menjenguknya, terlebih Robin yang kini menjadi sahabat Gaga. Saat itu kondisi Gaga sudah semakin parah, sehingga pak dokter Owl melihat bagaimana kondisi Gaga, “ya, luka bakarnya sangat parah, 80% tubuhnya terbakar, semoga ia dapat sembuh” kata pak dokter Owl “apakah tidak ada harapan dok? Aku berharap semoga ia dapat bermain bersama, dan belajar bersama” Tanya Robin sedih “berdoa saja Robin, semoga Gaga dapat sembuh” kata Pak dokter Owl. Robin semakin prihatin dengan kondisi Gaga, ia menjaga Gaga sepanjang hari, ia tak mau disuruh pulang, orangtua Robin sebenarnya cemas. Untunglah orangtua Gaga meyakinkan orangtua Robin, bahwa, mereka akan berusaha merawat Robin, memberinya makan dan minum, menyuruhnya mandi dan tidur. Akhirnya orangtua Robin mengijinkan Robin menjaga Gaga. Dan selama itu pula Robin berdoa kepadaNya, supaya jangan merenggut nyawa Gaga yang baik itu.


Namun Allah berkehendak lain, kondisi Gaga semakin buruk, dan akhirnya Gaga pun mati. Semua burung sedih, apalagi Robin, ia sangat - sangat terpukul “sudahlah nak relakan ia pergi, kami merasa senang karena kau sudah berusaha menjaga dan mendoakan Gaga supaya Gaga cepat sembuh namanya nasib” hibur ayah Gaga “Iya om”.

Makam Gaga amat megah, meskipun kedua orangtua Gaga menolak, tapi meskipun ditolak, mereka tetap membuatkan makam Gaga dengan megah, karena bagi para burung, Gaga adalah pahlawan. Makam Gaga berbentuk tugu, dan sangat besar, semua burung dapat menjadikannya tempat peziarahan, di makam Gaga tertulis: “Gaga sang pahlawan benih, melawan api, menyelamatkan benih, melupakan keselamatan diri”


                                                          (TAMAT)

Pesan moral:
Kita harus tetap saling membantu, meskipun kita dibenci.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Essay LPDP 2022

AYD girls squad

Raya kala