Pengalaman Menonton SUSI



S.U.S.I
“Semua Insan unik tercipta, semua istimewa, s’gala kelebihan, kekurangan, diri kita menyatu indah, s’bagaimana mestinya”

            Penggalan Lagu dari S.U.S.I atau Semua Unik Semua Istimewa masih terngiang – ngiang di kepala, pentas S.U.S.I pada Sabtu, 13 Juli 2013 lalu. Teater yang dibuat oleh d’art beat ini, bagi saya, dari segi cerita sangat “Te O Pe  Be Ge Te”. Hanya, mereka mengandalkan kekuatan Clip On untuk menjadi pengeras suara (bukan suara langsung), sehingga kami yang menonton agak terganggu kenyamanannya (karena harus mematikan telepon seluler karena mengganggu jaringan Clip On para pemain), dan menyanyinya pun lip sing. Saat penggantian adegan/background berganti, kamipun tidak tahu harus apa, karena tidak ada pertunjukkan apa – apa, panggung gelap, setting berganti cukup lama, kami hanya disuguhi  sebuah lagu singkat yang diulangi beberapa kali, kami cukup bosan saat pergantian adegan tersebut.
Sinopsis:
            Grup music Girlband “Violet dan Boyband “Nyoru” yang sangat terkenal dikalangan anak muda, bertemu dalam sebuah konser musik gabungan. Mora dan Moru sebagai cucu dari F&B Manager dari hotel tempat grup Violet dan Nyoru menginap, begitu menginginkan untuk bertemu dan berbincang – bincang langsung dengan para anggota band idola mereka, namun karena  kesederhanaan mereka dan kesalahpahaman serta sikap arogan dari 2 grup band yang terkenal itu, maka telah menimbulkan perasaan ditolak dan rendah diri yang memang telah menjadi bagian mereka karena masa lalu mereka yang pahit.
            Bapak Ubakay selaku manager konser gabungan Violet dan Nyoru, bertemu dengan Mora dan Moru, karena ada sebuah kecelakaan kecil, bercerita bahwa di masa lalunya memiliki grup band yang bernama Lembayung, ia memiliki pasangan bernama Gayatri (yang ternyata nenek dari Mora dan Moru), semakin lama, Lembayung semakin maju, mereka pun menggaet  sepasang manusia lagi. Saat itu, mereka berlomba nyanyi, saat final, tak disangka, Gayatri justru sakit, bahkan kehilangan suaranya, akhirnya, tanpa Gayatri, mereka tetap maju tampil. Bapak Ubakay melupakan Gayatri, dan Lembayung semakin maju tanpa Gayatri. Tapi seiring berjalannya waktu, Bapak Ubakay akhirnya mengetahui bahwa Ratna, wanita satu – satunya di Lembayung, adalah biang dari sakit yang diderita oleh Gayatri. Ratna memasukkan racun ke dalam minuman Gayatri, hanya karena Ratna iri akan suara Gayatri yang lebih merdu dibanding Ratna. Karena marah, Bapak Ubakay membubarkan Lembayung.
            Berniat menceritakan hal itu dengan pesan moral jangan mengiri pada siapapun, Mora malah berniat untuk membalas dendam kepada Nyoru dan Violet, salah satu personel dari Violet memiliki alergi terhadap bawang putih, sehingga ditaruhnya bawang putih ke cemilannya,yang menyebabkan sakitnya kambuh dan harus dirawat di Rumah Sakit.
            Bahkan, Nyoru dan Violet sampai bertengkar hebat, karena Violet menganggap Nyoru ingin menjatuhkan Violet, supaya Nyoru kembali tenar. Akhirnya, Mora dan Moru mengaku, bahwa mereka yang memasukkan bawang putih ke dalam snack yang dimakan oleh salah satu personel Violet, mereka meminta maaf juga kepada Nyoru, karena jadi disalahkan oleh Violet, Bapak Ubakay dan Ibu Gayatri saling menginatkan Nyoru, Violet, dan Mora, Moru, agar mensyukuri apa bakat yang mereka miliki, dan harus menyemangati orang lain yang belum seberhasil mereka.

Pesan moral;
            “apabila kau lupa untuk mensyukuri diri sendiri dan iri pada orang lain, lihatlah jari – jari tanganmu, lihatlah sidik jarimu, ingatlah bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing”

TAMAT

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Essay LPDP 2022

AYD girls squad

Raya kala