Posts

Tentang Sebuah Nama

Aku dipanggil dengan begitu banyak nama. Nama “Lala” terpatri dalam ingatan tentang masa kecil, nama yang dulu kueja sebagai Alal sebelum mengenal huruf dengan benar. Nama yang perlahan kutinggalkan, ketika mulai lelah menjawab candaan orang dewasa yang mencari Teletubbies merah sambil bertanya, “mana Po?” Tumbuh dewasa, aku memperkenalkan diri sebagai “Clara,” nama yang di lidah banyak orang berubah rasa, seperti kopi yang sama diseruput dengan selera berbeda. Maka lahirlah Ara, Cla, Clay, Claire empat tegukan dari satu nama yang sama. Saat hatinya dilanda sendu, ia menjelma menjadi Lara serupa sajak-sajak yang menampung air matanya. Ada pula Mbel, Dom, Lenong, Neng— julukan-julukan ajaib yang hanya bisa lahir dari sahabat paling dekat, yang setiap candanya punya cerita, dan tiap cerita menemukan namanya sendiri. Orang-orang kerap pula memanggilku Cece, nama yang melekat dari warisan tumpah darah nenek moyang, Sematan yang masih belajar untuk kupeluk dengan damai perlahan-lahan Semaki...

Sesuatu di Maluku

Image
There’s a lyric that goes, "How can I move on, when I’m still in love with you?" Begitulah rasanya hari-hari ini, berusaha berdamai dengan kenyataan bahwa aku sudah hampir enam purnama pulang dari Maluku dan memulai kisah di tempat baru. Mencoba meredam rindu, tapi bagaimana mungkin, ketika akhir-akhir ini begitu banyak hal tentang Indonesia Timur justru viral? Aku kembali tersadar: setahun keberadaanku di sana mungkin tak banyak mengubah dunia, tapi dunia itu telah mengubahku. Menjadi Pengajar Muda bukan sekadar mengajar, tapi sebuah perjalanan yang membentuk hati. Dikirim ke Maluku, aku belajar hidup berdampingan dengan orang-orangnya, merasakan suka dan dukanya, menyaksikan privilese sekaligus kesenjangannya. Ya, mungkin memang itulah tujuan utama Indonesia Mengajar: menggerakkan hati para Pengajar Mudanya. Dan itu berhasil, setidaknya untukku. Rasa memiliki itu tumbuh begitu saja. Setahun di sana, aku belajar segala kompleksitas masyarakat dan politiknya, dan memaklumin...

Raya kala

sudah hampir tiga windu usia, bukan lagi belia, raya jadi sepi, sepi makin raya, apakah ini tanda menyenja? merayakan sepi menumbuhkan tanya "bagaimana jiwa dan hati? bahagia atau setengah gila?" "sudahkah ada cinta dan damai, serta jawab dari segala tanya?" nyatanya kadang perih juga silih pada malam malam yang putih nyatanya kadang datang kecewa ketakutan untuk mendewasa memakna kala tiga belas kedua tiga menjadi manusia berbeda yang lebih baik dari sebelumnya

Contoh Essay LPDP 2022

Menulis esai adalah salah satu kelengkapan penting dalam pendaftaran beasiswa. Sebagai scholarship hunter pemula, terkadang kita merasa bingung untuk memulai. Bagaimana caranya membuat sebuah esai? Bagaimana cara menulis esai yang baik? Berikut ini beberapa tips yang dapat kuberikan: Mulai dengan kerangka agar isi tulisan dapat terarah dan terorganisir dengan baik. G unakan kerangka analisis seperti: STAR (Situation-Task-Action-Result), SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats), AREL (Argument-Reasoning-Evidence-Link back), TOWER (Think-Outline-Write-Eliminate-Review), GROW (Goal-Reality-Options-Way forward Mindmapping              Pilih model esai yang paling sesuai dengan kebutuhan narasimu, ya! Berikan latar belakang masalah, namun jangan berlebihan.  Pemberi beasiswa lebih ingin tahu bagaimana kamu memandang dan mengatasi sebuah masalah daripada berfokus pada masalah itu sendiri, maka fokuslah kepada solusi dan apa yang akan menj...

Neverwhere

I thought I could be free someday tried my best to go out of town   Now I’m away Living a life the past me could never imagine I imagine the past me coming into my dream “Wait, do we eventually make it?” She asks I stare silently   I’m stuck Between the sun’s warmth And the breeze of winter   My mind splits between the life I never had And the life I once lived Eventually Neither is good Neither really feels like home.   … I’m stuck… GL, 07.12.22.

Literasi Indonesia; Mereka dan Kita (Bagian II)

Dalam tulisan sebelumnya, kalian sudah membaca tentang pengertian literasi dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia. Kali ini, aku akan merangkum berbagai upaya dilakukan untuk mengembangkan kemampuan literasi. Dari pemerintah: 1.  Gerakan Indonesia Membaca (GIM) di tahun 2015. Awalnya hanya menyasar 6 kabupaten/kota, namun hpada 2017, kegiatan ini sudah dilaksanakan di  18 kabupaten/kota. 2. Gerakan Literasi Nasional (GLN). diprakarsai pada tahun 2016 setelah sebelumnya diawali dengan  sebelumnya. GLN  memiliki dibagi menjadi empat, yaitu Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Keluarga (GLK) dan Gerakan Literasi Bangsa (GLB). Adapun Gerakan Literasi Masyarakat (GLM) dibawahi langsung oleh Ditjen PAUD dan Dikmas Kemdikbud. Hingga 2017 sudah ada 42 kabupaten/kota yang turut melakukan GLN dan  3. Kampung literasi 4. Perpustakaan Keliling   5. Gernastastaba 6. Proyek sayembara dari  Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. festival literasi di...

7esen dan Generasi Literasi

Image
Beberapa waktu ini aku sedang tertarik dengan tema literasi. Menurutku, masalah literasi , terutama di Indonesia, merupakan hal penting untuk diperhatikan. Maka dari itu, aku ingin menyelam lebih dalam dengan mengenali dan mengambil peran dalam literasi Indonesia. Semesta mendukung, p ada bulan April lalu ada rekrutmen untuk menjadi relawan dalam kegiatan Generasi Literasi  (GenLit) dan tanpa berpikir panjang, aku pun langsung mendaftarkan diri. Kegiatan ini akan berlangsung setiap Sabtu selama dua bulan dan diisi dengan beberapa sesi yang diisi oleh narasumber yang merupakan penggiat-penggiat literasi di Indonesia. Setelah melalui seleksi dan dinyatakan lolos, kami dibagi dalam kelompok yang terdiri dari kurang lebih enam orang dan ditemani oleh satu orang pendamping yang sukarelawan dari batch sebelumnya. Sebelum memulai kegiatan rutin, kami diminta menuliskan hal-hal yang ingin dicapai selepas kegiatan ini. Resolusi pasca-kegiatan GenLit Kelas Pertama Kegiatan yang pertama kami ...