Belajar Bersama Di Museum Gunungapi Merapi


Hari Kamis (12/1/2012) kami, bersama Koper Mandiri Yogyakarta,pergi ke Museum Gunungapi Merapi, kegiatan ini adalah lanjutan dari kegiatan belajar di Ledhok Sambi, Sabtu-7 Januari 2011 yang lalu, tentang batuan.

Kami berangkat pukul 09.00. Selama perjalanan, aku bernyanyi, dalam hati, membayangkan asyiknya belajar bersama disana.Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh, sampailah kami di Museum Gunungapi Merapi, kukira kami akan terlambat ternyata Om Seno paling terlambat, maklum, rumahnya nun jauh di sebelah selatan Yogyakarta…
Akhirnya, anggota Koper mandiri sudah berkumpul semua, kami memulai pembelajaran kami, dipandu oleh Mbak Dwi. Kami mulai dari sebelah timur Museum, di sana ada pergerakan benua dari masa ke masa. Aku baru tahu, ternyata seluruh daratan di bumi ini duluuuu sekali menyatu lho, karena ada pergerakan lempeng laut, jadilah daratan di bumi ini berpisah…
Selanjutnya, kami dijelaskan oleh Mbak Dwi tentang bagaimana cara gunung terbentuk, rupanya, cara gunung terbentuk ialah dua buah lempeng yang bersatu, tetapi bersatunya tidak sempurna. Jadi mereka bergesekkan, dan bertabrakan, sehingga membuat sebuah gundukkan yang besar Karena begesekkan, batu – batu yang ada di dalam perut bumi mencair, itulah yang disebut magma, nantinya, setelah terlontar keluar dari perut gunung, magma akan membeku, dan menjadi batu lagi. Lalu kami mencoba bermain menekan tombol nama dan tempat gunung itu berada, lalu menyala lah lampu yang menjadi pengganti gunung itu
Lalu kami berpindah ke bagian lain, disana, ada berbaggai macam tipe letusan, yaitu Hawaian, Merapi, Strombolian, Pilinan,…., mengapa Merapi ada jenisnya sendiri? Sebelumnya, kata Mbak Dwi, di tahun 2006 letusan Merapi tipenya tipe…., tetapi, di tahun 2010, letusannya tipe khusus, bukan seperti di tahun 2006.
Saat kami sedang dijelaskan tipe letusan, kami dipanggil untuk menonton film singkat berjudul “Dibawah Langit Merapi” yang berdurasi sekitar 20 menit tentang gunung merapi. Selesai menonton, kami melihat foto – foto merapi, dan mencoba bermain di tiruan gempa, melihat globe raksasa, dan mencari Indonesia di dalam globe itu. Setelah itu kami turun, dan melanjutkan belajar di bawah, kami melihat miniatur Gunung Merapi, untuk jalur pendakian, dan jalur “wedhus gembel” atau disebut juga awan panas.
Kami berpindah tempat lagi, melihat Merapi dari atas, warna fotonya hitam semua, sehingga saya mengira itu hanya bagian gunung yang tidak ada pepohonannya, ternyata ada sawahnya, pohon, pemukiman. Namanya juga hitam saja, mana saya mengerti kalau ternyata ada pemukiman dan lainnya...
Kami juga melihat perkembangan Gunung Merapi dari tahun 1860-an sampai tahun2007. Setelah itu kami membaca mitos asal muasal Gunung Bromo, dan Gunung Merapi, peralatan untuk memantau Gunung Merapi, berbagai macam batuan hasil muntahan Gunung Merapi. Ada yang zaman tua, saat yang tidak diketahui kapan dimuntahkan, tahun 2006, dan batuan yang diiris, lalu dimikroskop, ternyata, warna - warni lho! Seperti cat minyak yang dicampur – campur jadi satu…cantik sekali.
Selesai dari Museum Gunungapi Merapi, kami menuju ke villa aissa untuk makan siang. Sayang….Om Dayat, dan keluarga tidak bisa ikut makan di villa aissa, karena mereka ada janji . Setelah kami makan. Saya dan Lala U ingin bermain ayunan, tetapi tempat duduknya dilepas karena rusak. Jadi kami bermain petualangan bersama Agil, sedangkan orangtuanya berdiskusi, Om Seno tidur, dan papi duduk mengawasi kami.
Setelah merasa cukup lama berada di sana, kami memutuskan untuk pulang. Juga karena Lala U harus les berenang, dan kami semua sudah capek, maka kami pulang ke rumah masing – masing.
Eh….tunggu dulu…. petualangan tentang merapi belum selesai lho….. Pelajaran tentang batu dan gunung Merapi akan dilanjutkan dengan kegiatan offroad ke lokasi yang paling terkena dampak letusan merapi tahun 2010 yll. Pasti seru daan menarik.
Jadi…jangan lupa tunggu tulisan saya berikutnya ya….. sampai jumpa….

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Essay LPDP 2022

AYD girls squad

Raya kala