Mari Belajar Tentang Jamur

Beberapa waktu yang lalu,saya kedatangan seorang kawan, bernama Kak Zie. Ia tinggal di Padang. Kak Zie ingin melihat kegiatanku, dan belajar tentang jamur di Jogja.

Karena Kak Zie menginap di Malioboro, kami menjemputnya dahulu. Baru ke rumah orang yang membudidayakan jamur, Om Seno namanya. Ternyata rumah Om Seno cukup jauh. Sesampai di rumah Om Seno, kami disambut oleh istri Om Seno, Tante Dian, dan kami berlima; Lala, Kak Zie, Mami, Kakek,dan Nenek, dipersilahkan masuk.

Sementara Kak Zie, Kakek, Nenek berbicara dengan asik tentang jamur, kami hanya mengikuti pembicaraan(karena kami sama sekali tidak tahu tentang jamur) Dari situ kami baru tahu, ternyata kakek juga membudidaya jamur sendiri Di Padang. Saya bermain dengan bayi Om Seno, Qonita.Saya juga sempat mewawancara Om Seno lhoooo,dan bertanya tentang seluk beluk jamur berikut pembudidayaannya. Kata Om Seno, di tempat pembuatan baglog, ada sekitar 53 petani jamur, waaaah lumayan banyak ya!

Dari rumah Om Seno,kami, menuju tempat pembuatan baglog, yang berjarak sekitar 30 menit perjalanan. Di sana, saya dan Kak Zie juga sempat ikut mencoba mengisi, dan mengepress baglognya…. ternyata susah juga….karena kami belum terbiasa. Padahal melihat ibu-ibu yang mengisi dan mengepress itu, sepertinya sangat mudah……

Sebelum kami pulang, mami membeli beberapa baglog untuk kami bawa pulang, yakni, tiram, kuping, dan ling zhi, sambil istirahat sejenak di teras rumah pemilik home industri tersebut, sambil bercerita tentang rencana berikutnya: belajar membuat nata de coco. Tante Dian tertarik dan memutuskan untuk ikut ke rumah kami, siapa tahu, bisa buat sendiri…hehehe…

Kami pun pamit pulang dan melanjutkan perjalanan menuju ke rumahku, Om Seno tidak ikut karena ada keperluan ke kampus. Tetapi,di tengah perjalanan, Om Seno menelepon Tante Dian, mengatakkan, ia tidak jadi bertemu dengan dosennya. Apa sebabnya, kami tidak tahu. Akhirnya, Tante Dian, Qonita, dan saya masuk ke mobil Om Seno. Saya ikut mobil Om Seno karena harus menjadi penunjuk jalan ke rumah kami.

Setelah sepakat, akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalannan, kami berhenti untuk makan siang di tempat makan terdekat, yang special, alias khas Jogja, kan mereka orang padang, supaya mereka tahu bagaimana rasa makanan khas Jogja. Akhirnya kami makan soto.

Setelah selesai makan, kami melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan pulang, aku bercerita tentang kegiatanku, sedikit humor, dan hobiku. Tak lupa aku tetap menunjukkan jalan. Sesampainya di rumah sedang turun hujan dengan sangat lebat, kami santai sejenak, sambil menunggu hujan redaa, dan berjalan-jalan melihat kebun sayur dengan menggunakan payung.

Selesai melihat taman, kami langsung menuju ruang tengah dan bercerita tentang pembuatan nata de coco. Setelah itu, kami berbincang-bincang tentang jamur, nata de coco, dan bayi. Aku juga disuruh membacakan cerita yang kubuat, “Burung Gagak Baik Yang Malang”, versi asli, belum diubah dan masih berantakan. Karena yang membaca saya, jadi saya mengerti tulisan itu< meski masih berantakan. Nach…kalo yang ini….harap sabar menunggu untuk saya muat di sini ya……hehehe

Merasa sudah cukup berbincang di rumah kami, Om Seno dan yang lain pamit pulang.

Kami juga harus pergi lagi, menjemput papi, dan aku les berenang. Kak Zie juga pasti ingin beristirahat, karena lusa Kak Zie harus pulang ke padang, Kak Zie ikut kami sampai di kampus papi dan berkenalan sejenak dengan Papi.

Setelah mencarikan taxi….. akhirnya kami pun berpisah…… Aduh…. Sedih dech rasanya berpisah dengan Kak Zie sekeluarga….. kapan-kapan, mampir lagi ya Kak Zie…..

Sampai jumpa………..

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Essay LPDP 2022

AYD girls squad

Raya kala