Belajar membuat Resensi Buku: Lady Diana
Resensi buku 1;
Lady Diana
Penerbit: Elex Media Computindo
Kode: Seri Tokoh Dunia no.58
Judul: Lady Diana, saya ingin menjadi Ratu
dihati masyarakat
Penulis:
Dwiyani Christy
Diana Frances Spencer, anak ketiga dari empat bersaudara,
lahir pada 1 Juli 1961, di Park House Sandringham, Inggris. Kelahiran Diana
Frances Spencer, disambut ramah oleh kakaknya, Sarah dan Jane, serta ibunya,
tapi ayahnya, John Spencer Viscount Althorp, yang kemudian menjadi Earl Spencer
VIII, tidak mempedulikan kelahiran Diana, sebab, yang ayah Diana inginkan
adalah kelahiran seorang bayi laki – laki, putra pertama mereka, John Spencer
Jr. meninggal 10 jam sesudah lahir. Diana, dibaptis pada 30 Agustus 1961, oleh
Pendeta Percy Herbert di Gereja Santa Maria Magdalena.
Diana mempunyai latar belakang bangsawan, rumah Diana
berdekatan dengan rumah peristirahatan keluarga kerajaan Windsor. Diana dan
saudarinya sering bermain bersama putri dan pangeran. Dari Ibunya, Diana
mendapatkan darah Irlandia,Skotlandia, dan Amerika. Moyang Diana adalah seorang
wanita dari keluarga berada dari Amerika, Frances Works. Sedangkan dari ayahnya,
Diana merupakan keturunan langsung Raja Inggris, Charles II, melalui anak di
luar nikah. Selain itu, Diana juga merupakan keturunan langsung dari Raja
Inggris, James II, melalui seorang anak perempuannya di luar nikah yang bernama
Henrietta Firzt James. Keluarga spencer memang sudah lama dekat dengan keluarga
kerajaan selama berabad – abad lamanya, nenek dari pihak ibunya, Ruth Lady
Fermoy, adalah sahabat dan pembantu Ibu Suri Ratu Elizabeth. Sedangkan ayahnya
pernah menjadi pembantu Raja George VI dan Ratu Elizabeth.
Pada tahun 1964 lahirlah anak laki – laki yang sudah lama
diidamkan oleh ayah Diana, dan diberi nama Edward Maurice Spencer, Diana sayang
sekali dengan adiknya itu.
Diana hobi berolahraga, ia menyukai olahraga renang, dan Diana
juga senang dengan tari balet, akan tetapi tubuhnya yang jangkung menyebabkan
ia tidak dapat masuk di kelompok balet di SMA nya
Seperti umumnya keluarga lain, keluarga Spencer beberapa kali
dilanda masalah. Ayah dan ibu Diana beberapa kali bertengkar hingga, ayah dan
ibu Diana bercerai. Tahun 1967, keluarga orang tua Diana resmi bercerai. Hak
pengasuhan jatuh ke tangan John Spencer, ayah Diana. Setelah perceraian
orangtuanya, Diana diasuh oleh ayahnya.
Kematian kakek Diana, Earl Spencer VII, pada tahun 1975, membuat
ayah Diana menjadi Earl Spencer VIII, dan Diana diberi gelar Lady Diana
Spencer. Diana berpindah rumah dari Park House, ke rumah keluarga besarnya, di
Althorp. Setahun kemudian, ayahnya menikah dengan putri novelis romantis,
Barbara Cartland, yang bernama Raine Legge Countes of Darmoth, yang dijuluki
Acid Raine oleh anak – anak Spencer. Hubungan anak – anak Spencer tidak dekat
dengan ibu tirinya.
Diana mendapatkan pendidikan pertamanya di Silfield School,
Kings Lynn, Norfolk, kemudian di Riddlesworth Hall di Norfolk dan di West Heath
Girl’s School, di Sevenoaks, Kent. Di sekolah, Diana tidak berprestasi bagus,
terutama dalam pemeriksaan O-levelnya. Akan tetapi, sejak kecil ia sudah
menunjukkan sifat baik hati, lemah lembut, dan hangat, buktinya, ia mendapatkan
penghargaan Legatt cup saat bersekolah di Riddlesworth Hall dan penghargaan
Miss Clark Lawrence Award saat ia bersekolah di West Heath School.
Pada tahun 1977, saat Diana berumur 16 tahun, Diana
meninggalkan sekolah West Heath untuk melanjutkan studinya di Alpin Videmanette
Institute, Swiss. Di sana, Diana bertemu dengan calon suaminya, yang saat itu
dekat dengan kakaknya, Lady Sarah.
Diana pindah ke London, sebelum ulang tahunnya yang ke-17
untuk tinggal di flat ibunya yang sebelumnya lebih banyak menghabiskan waktu di
Skotlandia. Ketika Diana berumur 18 tahun, Diana mendapatkan hadiah yaitu
sebuah apartemen di Coleherne Court di Earls Court, Diana tinggal di apartemen
itu bersama tiga teman satu flatnya, yaitu, Carolyn Pride, Virginia Pitmar, dan
Ann Bolton.
Di London, Diana pernah mengikuti kursus memasak sesuai saran
ibunya, meskipun tidak pernah menjadi juru masak yang lihai. Ia bekerja pertama
kali sebagai pelatih tari, tetapi, kecelakaan ski membuatnya harus absen selama
tiga bulan dari pekerjaannya. Kemudian Diana beralih menjadi asisten guru
playgroup, membantu kakaknya Lady Sarah, dan teman – temannya bersih – bersih,
dan bekerja sebagai pelayan di pesta – pesta.
Pada musim
panas tahun 1980 keluarga Spencer mengunjungi keluarga kerajaan di kastil
Balmoral, Skotlandia. Disanalah Diana Untuk kedua kalinya bertemu dengan putra
mahkota, Pangeran Charles. Saat itu, Pangeran sedang berduka, karena ia
kehilangan Lord Mountbatten, sosok yang sangat ia sayangi dan ia kagumi. Beliau
meninggal saat terjadi keributan di India. Pangeran sedih karena Pangeran akan
merasa kesepian. Baginya, Lord Mountbatten bagaikan sosok seorang ayah baginya,
kemudian Diana pun menghibur Pangeran.
Pangeran Charles yang pernah menjalin asmara dengan kakak
Diana, Lady Sarah, dengan Davina Sheffield, pewaris tahta Skotlandia, Anna
Walace, Amanda Knatchbull (cucu Louis Mountbatten, Earl Mountbatten I dari
Burma), Aktris Susan George, Lady Jane Wellesley, pewaris Sabrina Guinnes dan
Camilla Shand, jatuh cinta pada Lady Diana karena sosoknya yang keibuan dan
penuh kasih. Mereka pun mulai menjalin hubungan asmara. Diana senang menjalin
hubungan asmara dengan pangeran Charles, tetapi bukan karena ambisinya untuk
menjadi putri, akan tetapi, karena Diana menyayangi Charles, Diana sering
menemani Charles makan malam, jalan – jalan bersama, dan menemani Pangeran
bermain polo, olahraga kesukaan pangeran, dan bahkan Diana sering mengobrol
lewat telepon berjam - jam dengan Pangeran Charles, akan tetapi, hubungan Diana
dengan Pangeran Charles masih dirahasiakan, hanya teman dan keluarga dekat saja
yang mengetahui hubungan mereka. Suatu kali saat Diana dan kekasihnya sedang
bercengkrama di tepi sungai Dee, ada paparazzi yang memotret Diana dan
kekasihnya yang sedang asyik bercengkrama. Hubungan Charles dan Diana pun
akhirnya bocor, meskipun awalnya gugup, enggan dan takut dengan paparazzi,
karena paparazzi selalu menunggu dan mengikuti Diana kemana saja, akhirnya
Diana sadar bahwa bila bersama keluarga kerajaan, Ia takkan mungkin lepas dari
sorotan media umum.
Pada saat Charles berumur 30 tahun, Charles didesak untuk
segera menikah, karena umurnya yang sudah mulai tua. Sesuai peraturan kerajaan,
Pangeran Charles harus mendapat persetujuan Ratu dan harus menikah di Gereja
Inggris agar dapat mewarisi mahkota kerajaan. Diana yang keturunan bagsawan,
memiliki keyakinan Gereja Inggris, dan masih gadis Inggris asli memenuhi syarat
sebagai calon pengantin putra mahkota, pangeran Charles.
Tahun 1981, adalah tahun yang sangat menentukan hidup Lady
Diana Frances Spencer, pada 21 februari 1981, dengan cincin bermata biru yang
sangat indah, Diana resmi bertunangan dengan Pangeran Charles. Lady Diana Spencer,
yang berusia 20 tahun, saat menerima pinangan Putra Mahkota Kerajaan Inggris.
Diana akan menjadi Putri dan calon Ratu, mulai hari itu, kehidupannya akan
berubah.
Juli 1981, Di Katedral St. Paul, upacara pernikahan Lady Diana
Frances Spencer dan Pangeran Charles dilangsungkan. Orang datang menghadiri
upacara pernikahan mereka. Jutaan rakyat Inggris menonton upacara sakral yang
disiarkan lewat televisi. Sejuta rakyat Inggris menanti di pinggir jalan saat
iringan pengantin berangkat dari istana Buckingham menuju Katedral St. Paul,
Pangeran Charles yang gagah dengan pakaian militernya, dan Diana dengan gaun
dengan ekor gaun sepanjang 12 meter, membuat Diana tampak menawan.
Sepasang sejoli ini pun berbulan madu di rumah Mountbatten, di
Broadlands, terbang berlibur ke Gibraltar, dan berpesiar dengan kapal pesiar
Britannia selama 12 hari menuju mesir. Bulan madu diakhiri di Kastil Balmoral.
Diana pun kini mendapatkan gelar baru, yaitu Yang Mulia Diana Putri dari Wales.
Setelah menjadi putri, Diana sering melakukan kegiatan sosial,
salah satunya berkunjung ke Negara persemakmuran Inggris antara lain, Australia
dan Kanada.
21 Juni 1982, putra pertama mereka, William Arthur Philip
Louis Mountbatten Windsor, lahir, yang dikemudian hari akan menikah dengan Kate
Middleton. Tanggal 15 September 1984, putra kedua Diana lahir, dan diberi nama
Henry Charles Albert David Mountbatten Windsor, atau sering dipanggil Pangeran
Harry.
Sepanjang hidupnya, ia menjadi ibu yang hangat, sebagaimana
ibu – ibu pada umumnya. Putri Diana juga bergabung dengan yayasan amal yang
membantu orang – orang tuna wisma maupun cacat dan bergabung dalam kampanye
AIDS, penyakit yang pada saat itu menjadi momok bagi dunia.
Tahun 1987, saat masyarakat mengucilkan penderita AIDS, karena
takut tertular, Putri Diana mengunjungi rumah sakit yang merawat penderita
AIDS, setelah mendengar cerita seorang pasien, tanpa ragu, Putri Diana
memeluknya, peristiwa ini membuka mata dunia bahwa penderita AIDS tidak boleh
dikucilkan, mereka membutuhkan kehangatan dan kasih.
November 1989, Putri Diana bersama suaminya mengunjungi
Indonesia, mereka disambut Di Istana Merdeka oleh Presiden Soeharto, Putri
Diana kemudian mengunjungi RS Sitanala, sebuah rumah sakit yang merawat
penderita kusta. Tanpa ragu, Putri Diana kemudian menyalami dua anak pembawa
bunga. Dan Ia juga menyalami beberapa penderita dewasa. Kedua suami istri itu
juga mengunjungi candi Borobudur, mereka lalu mengunjungi Gedung Agung
Yogyakarta, dan dijamu oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, bahkan sempat
mengobrol dengan salah satu tukang becak di Yogyakarta. Putri juga terkenal di
kalangan para selebriti, penyanyi, dan musisi. Diana juga bersahabat dengan
Elton John dan Lusiano Pavarotti. Kebaikan hati, kehangatan, keramahan dan jiwa
sosial Diana menjadi daya tarik rakyat. Rakyat dan media masa, selalu
berkerumun saat Diana berkunjung ke daerah – daerah, dan rakyat terkadang
membandingkan Diana dan Charles.
Kepopuleran istrinya membuat Pangeran Charles merasa risi.
Hubungan Putri Diana dan Pangeran Charles mulai retak, Putri dan Pangeran pun
acap kali menemui beberapa ketidakcocokkan antara mereka.
Hubungan seisi kerajaan Windsor dengan Putri Diana pun mulai
dingin, meskipun Diana berusaha bersikap ramah, tetapi ditanggapi dingin oleh kerajaan.
Seolah, apapun yang dilakukan Diana selalu salah. Saat di Clarence House pun,
semuanya bersikap dingin dan tidak ada yang melakukan hal – hal kerajaan.
Diana mengalami masalah kesehatan, sejak sebelum menikah,
berat badannya menurun, saat mengandung William, ia terkena bulimia. Meski
begitu, ia tetap melakukan kegiatan amal. Bahkan ia pergi ke India untuk
melakukan kegiatan amal, menemui bunda Theresa, dan bahkan bersahabat dengan
bunda Theresa, Diana sangat kagum apa yang dilakukan oleh bunda Theresa sangat
menginspirasi hidupnya.
November 1995 Martin Bashir mewawancarai Diana. Diana
menceritakan lika – liku hidupnya di istana dan segala persoalannya, hasil
wawancara menjadi topik utama di koran, kemudian Ratu Elizabeth meminta Charles
untuk menceraikan Diana.
28 Agustus 1996, Charles dan Diana Resmi bercerai. Setelah
bercerai Diana masih rajin melakukan kegiatan amal. Pada musim panas tahun
1997, Putri Diana bertemu dengan Dodi Al Fayed, seseorang yang amat
disayanginya. Mereka kemudian beberapa kali pergi ke Perancis. Diana akhirnya
kembali menemukan kebahagiaan.
Paris, 30 Agustus 1997 malam, Putri Diana dan Dodi makan malam
di hotel Ritz di Paris, Perancis. Tengah malam saat mereka keluar dari hotel,
banyak paparazzi sudah menunggu di luar. Putri Diana, Dodi, beserta seorang
pengawal Dodi, Trevor Rees Jones, dan sopir, Henri Paul, bergegas naik mobil
dan meluncur pergi. Akan tetapi paparazzi mengejar menggunakan sepeda motor,
dengan kecepatan tinggi, mobil Mercedes mereka menyusuri sungai Seine dan masuk
terowongan Pont de L’ Alma.
Malang, mobil mereka kehilangan kesimbangan dan menabrak pilar
terowongan, dalam keadaan terluka parah, Lady Diana dibawa ke rumah sakit, akan
tetapi nyawanya tidak tertolong lagi.
31 Agustus 1997 pukul 04.15 putri Diana meninggal Dunia,
rakyat Inggris dan dunia berkabung. Gerbang istana Keingston berubah menjadi
lautan duka cita.
Sebagaimana upacara pernikahannya, upacara pemakamannya
disiarkan di televise di 60 negara dan disimak oleh jutaan, bahkan milyaran
manusia. 6 September 1997, upacara dilangsungkan di Westminster Abbey. Sebuah
pulau kecil di danau Oval taman Althorp Northamptonshire menjadi tempat
peristirahatan terakhir Putri Diana, Ratu Di Hati Masyarakat.
#####################
Resensi dari Lala:
ReplyDeleteDi saat kejahatan, dan juga miskin simpati terjadi dimana - mana, kita layak mengingat Lady Diana, yang baik hati, dan perhatian kepada siapapun, supaya, kita dapat menghayati hasil karyanya sepanjang hidupnya yang berakhir tragis. cobalah untuk mengingat, kapan kita berbuat baik kepada sesama terakhir kali, atau bahkan belum pernah sama sekali?